Tim Mulia-PAS: Penyebar Bisa Dijerat UU ITE, Video Anak-anak Ngaku Dapat Uang dari De Gadjah

Rabu, 16 Oktober 2024

|

Dibaca: 270x

MULIA-PAS Untuk Bali

Tim Pemenangan Mulia-PAS Buleleng, Gede Harja Astawa akhirnya buka suara terkait video anak-anak mendapat uang Rp 100 ribu. Anak-anak itu mengaku mendapat uang dari Made Muliawan Arya alias De Gadjah.

Gede Harja Astawa menyebut, tim pemenangan menyebut video yang beredar ada unsur kesengajaan untuk menyerang paslon Mulia-PAS. Ia mengungkapkan, acara di Sumberkima, Kecamatan Gerokgak berlangsung pada Jumat 11 Oktober 2024.

Baca juga:
Idolakan Prabowo, Bobon Santoso Gabung Gerindra, Dukung Mulia-PAS

Kata dia, justru penyebar video yang terindikasi melanggar UU ITE. Acara itu, kata dia, sejatinya bukan kampanye, melainkan hanya acara magibung atau makan bersama. Setelah acara megibung ada sesi foto-foto. Saat itulah anak-anak tersebut hadir.

"Ini fenomena alam yang tidak dapat dicegah, karena mereka ingin bertemu dengan pak De Gadjah (sapaan akrab Made Muliawan Arya) hingga kemudian diajak foto-foto," jelasnya, Selasa (15/10).

Harja mengaku tidak melihat secara langsung anak-anak itu menerima uang dari De Gadjah. Namun menurutnya pemberian tersebut merupakan spontanitas dari De Gadjah untuk anak-anak.

RESMIKAN POSKO - Made Muliawan Arya dan Putu Agus Suradnyana saat ditemui usai peresmian Posko Pemenangan di Tangguwisia, Kecamatan Seririt, Buleleng, Senin 30 September 2024 - De Gadjah Pastikan Tidak Omon-omon, Perintah Prabowo, Mulia-PAS: Bangun Bandara Selesai Urusan (Tribun Bali/Muhammad Fredey)

"Mungkin karena dikasih (uang) anak ini kan rasa syukurnya ada. Adalah apakah itu penyusup atau apa, ini yang dieksploitasi seolah-olah ada agenda yang mengarah ke money politics," ucapnya.

Harja mengaku sudah melihat video viral berdurasi 14 detik tersebut. Ia menilai, ada unsur kesengajaan mengarahkan anak-anak menjawab siapa yang memberikan uang sehingga muncul persepsi seolah-olah money politic.

"Ketika saya lihat ini sengaja diarahkan begitu. Padahal anak-anak itu kan tulus, polos, ingin ketemu dengan idolanya (De Gadjah), kemudian dikasih sesuatu sehingga dia gembira," ujarnya.

Harja menegaskan, tim kampanye meyakini tidak ada unsur money politics saat De Gadjah memberi uang. Ia klaim tidak ada niat demikian. Kalau bicara money politics, toh anak-anak belum punya hak untuk memilih.

"Niat nggak ada, hanya spontanitas ada rasa kedekatan dengan anak-anak. Gimana kita bisa melarang seperti anak dekat dengan bapaknya. Dan yang mengidolakan pak de Gadjah itu tidak terbatas pada usia tua-muda, anak-anak juga (mengidolakan)," jelasnya.

Harja menyontohkan saat kampanye di Desa Sangsit, Kecamatan Sawan, ada anak-anak yang menunggu di dekat lokasi kampanye, yang setelah dia tanya mereka mengaku menunggu De Gadjah.

Baca juga:
De Gadjah Bertanding Sepak Bola di Negara, Ketum Askot PSSI Denpasar: Bersyukur Munculnya Sosok Peduli Sepak Bola di Bali.

"Padahal mereka masih anak-anak, tidak ngerti politik, dan tidak punya hak untuk memilih. Tapi ada rasa kebanggaan ketika dapat salaman, ada rasa kebanggaan ketika dapat foto. Itu saja intinya," ucap dia.

Terkait video yang viral, Harja mengaku pihaknya telah melakukan koordinasi dengan tim hukum. Menurut tim hukum, justru yang membuat konten dan menyebarkan video yang terindikasi UU ITE.

"Tapi kami sudah mempelajari dari sisi hukumnya, setidaknya mungkin di awal kami somasi dulu lah. Ini tim hukum kami akan bicara khusus tentang kasus hukumnya. Yang jelas itu narasinya sengaja untuk menjatuhkan kami," tandas dia.

Video berdurasi 14 detik yang diunggah oleh akun bernama Lamunan itu dengan cepat viral. Terbukti sejak diunggah pada Sabtu 12 Oktober 2024, hingga kini sudah diputar sebanyak 22,8 ribu kali.

Pada video itu tampak dua orang anak-anak yang diduga masih duduk di bangku sekolah dasar. Perekam video dengan nada bahagia mengatakan keduanya mendapat uang. "Duman pipis ne semeton (dapat uang nih kawan)" ujarnya.

Perekam video kemudian bertanya pada dua anak itu siapa yang memberi uang? dengan wajah semeringah, keduanya mengatakan mereka mendapat uang dari De Gadjah.

Perekam kemudian bertanya lagi, coblos nomor berapa? Dan dijawab nomor satu, yang merupakan nomor urut pasangan Made Muliawan Arya-Putu Agus Suradnyana (Mulia-PAS).

Unggahan video tersebut pun sontak saja mendapat beragam komentar dari warganet. Banyak yang menduga bahwa ini merupakan praktik money politics atau politik uang.

Baca juga:
Komanda Mulia-PAS Salut Penonton Nobar Indonesia vs China Membludak di Rumah Pemenangan

Namun ada pula warganet yang tidak mempermasalahkan hal itu. Mengingat uang tersebut diberikan pada anak-anak, yang notabene belum cukup umur untuk memberikan hak pilih.

Ketua Bawaslu Buleleng, Kadek Carna Wirata mengatakan, warga yang mengirim video itu bukan berniat melapor dugaan money politics, melainkan hanya memberi informasi saja. "Dia hanya menyampaikan ke kami bahwa ada video seperti ini," ungkapnya.

Carna menegaskan pada acara tersebut sejatinya sudah ada pengawas yang bertugas. Mulai dari Panwascam hingga Pengawas Kelurahan/Desa (PKD). Hanya saja pada saat itu pasangan Mulia-PAS melakukan kampanye di sejumlah titik.

Sumber : Bali.tribunnews.com