Tak Sepakat Debat Pilgub Bali Tanpa Massa, Tim Mulia-PAS: Bukan Talkshow

Rabu, 02 Oktober 2024

|

Dibaca: 75x

MULIA-PAS Untuk Bali

Tim pemenangan pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Bali, Made Muliawan Arya dan Putu Agus Suradnyana (Mulia-PAS), mengusulkan debat cagub tetap dihadiri oleh pendukung atau massa masing-masing paslon.

"Tetap dengan pendukung masing-masing karena ini pesta demokrasi bukan acara talkshow di studio," ujar Wakil Ketua Tim Pemenangan Mulia-PAS, Kadek Cita Ardhana Yudi melalui keterangan tertulisnya, Rabu (2/10/2024).

Baca juga:
Mulia-PAS Janji Bentuk Satgas Cegah WNA Kuasai Properti di Bali

Usulan tersebut menanggapi wacana Komisi Pemilihan Umum (KPU) Bali yang akan membuat konsep debat cagub lebih santai. Yakni, dengan ngobrol dan diskusi duduk di balai banjar tanpa pendukung.

Menurut Cita, Mulia-PAS berkomitmen untuk mematuhi peraturan perundang-undangan yang berlaku, termasuk UU dan PKPU yang mengatur mengenai debat kandidat yakni PKPU Nomor 13 Tahun 2024.


Politikus PKN itu menilai konsep debat yang diusulkan harus terhindar dari modifikasi yang dapat menguntungkan salah satu calon.

kandidat tanpa ada modifikasi di daerah yang bisa dibaca secara subjektif pengondisian untuk kepentingan salah satu calon. Acara di balai banjar biarkan itu urusan MDA bukan urusan KPU apalagi pakai duduk di bawah," jelas mantan Ketua KPU Buleleng itu.

Lebih lanjut, konsultan politik Mulia-PAS itu juga menilai pesta demokrasi harus dirayakan dengan semangat dan dukungan penuh dari masyarakat.

Sebelumnya, KPU Bali merencanakan konsep Debat Pilgub 2024 tanpa pendukung masing-masing paslon. Debat akan diubah dengan gaya pertemuan di wantilan.

Baca juga:
De Gadjah Akan Sulap Stadion Mayor Metra Buleleng Jadi Bertaraf Internasional

Ketua KPU Bali I Dewa Agung Gede Lidartawan menegaskan ingin menghilangkan gaya debat pemilu di Amerika. Konsep wantilan dinilai paling cocok diterapkan di Bali.

"Jangan gaya-gaya Amerika pakai podium kemudian mukul-mukul (podium), tunjuk-tunjuk. Kalau di Bali begitu mungkin habis itu dia berkelahi di belakang," ujar Lidartawan saat ditemui di DPRD Provinsi Bali, Selasa (4/6/2024).

Menurut dia, gaya masyarakat Bali bukan seperti itu. Selain itu, jika ada pendukung akan memakan durasi. Ia berkaca ketika debat pilpres lalu, banyak waktu terbuang hanya untuk menenangkan pendukung.

"Kalau lihat Pilpres 2024 berapa menit waktu dihabiskan untuk mendiamkan konstituen. Saya ingin yang namanya pemaparan visi misi ya betul-betul visi misinya didengarkan, bukan teriakan-teriakan orang yang didengarkan," ungkapnya.

Baca juga:
Gede Pasek Dukung Mulia-PAS, Soroti Defisit Anggaran Pemprov Bali

KPU ingin mengubah konsep debat menjadi gaya Bali. Misalkan, debat sambil duduk melingkar dan bersila, adu gagasan dan lokasi debatnya berada di balai pertemuan khas Bali yakni wantilan.

"Mungkin akan duduk bersila di sebuah wantilan ornamen gaya Bali. Ngobrol dan sebagainya, tidak ada lagi teriakan yel-yel. Sudah lupakan itu," pungkas Lidartawan.

Sumber : Detik.com