Penampahan Kuningan, Cagub Mulia -PAS Makan Lawar di Puri Agung Ubud

Jumat, 04 Oktober 2024

|

Dibaca: 73x

MULIA-PAS Untuk Bali

Kedatangannya ke Puri Ubud diterima oleh keluarga puri, Prof Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati alias Cok Ace yang juga mantan Wakil Gubernur Bali periode 2018-2023. Keluarga puri lain yang menyambut adalah Panglingsir Puri Agung Ubud, Tjokorda Gde Putra Sukawati, dan Profesor Tjokorda Gede Raka Sukawati alias Cok De, serta Tjokorda Ngurah Suyadnya alias Cok Wah. Terdapat juga para tokoh-tokoh muda Puri Agung Ubud, seperti Tjokorda Gede Agung Ichiro Sukawati, dan kerabat puri lainnya.

Baca juga:
Giring Klaim Mulia-PAS Bisa Atasi Masalah Bali di Masa Depan

Paket Mulia-Pas, didampingi Ketua DPC Gerindra Gianyar, I Wayan Tagel Arjana yang juga calon wakil bupati Gianyar, Ketua Tim Strategi Pemenangan Mulia-PAS, I Gede Pasek Suardika, dan I Kadek Cita Ardana Yudi kader PKN, dan tokoh lainnya. Pertemuan berlangsung cair, dengan suguhan makanan olahan daging babi khas Hari Penampahan. Usai santap siang, para tokoh ini pun berbincang santai, terutama kondisi perpolitikan di Bali.

Pada kesempatan itu, Calon Gubernur Bali, I Made Muliawan Arya alias De Gajah mengatakan, awalnya dirinya datang ke Ubud untuk bersembahyang ke Pura Gunung Lebah yang berada di Jalan Raya Tjampuhan, Ubud. Usai bersembahyang, Mulia – PAS mampir ke Puri Agung Ubud, sekaligus meminta doa restu pada tokoh Puri. “Tadi bersembahyang di Pura Gunung Lebah, di sana mohon doa restu. Karena bertepatan dengan Penampahan Kuningan, sehingga kami juga silaturahmi ke Puri Agung Ubud sekalian minta doa restu pada beliau-beliau di Puri Ubud,” ujar De Gajah.

De Gadjah merasa terharu atas sambutan dari keluarga Puri Ubud, bahkan dirinya diperlakukan laiknya keluarga. “Sambutannya sangat hangat dan luar biasa selayaknya keluarga, kita makan di dapur selayaknya keluarga. Jadi pertemuan ini seperti sudah direstui alam dan Ida Sang Hyang Widhi Wasa. Kita ngobrol, tertawa lepas, itu menandakan persaudaraan, no drama,” ujar De Gajah lalu tersenyum.

Baca juga:
Mulia-Pas Janji Tuntaskan Air Bersih di Karangasem

Hal yang sama diutarakan Putu Agus Suradnyana, merasa senang karena dijamu sangat baik oleh keluarga Puri Agung Ubud. Agus menjelaskan, dirinya dengan Cok Ace telah kenal lama, bahkan sejak ia masih mengenyam pendidikan teknik arsitektur di Universitas Udayana. “Kebetulan (Cok Ace) dosen saya di teknik arsitektur Udayana. Dalam pertemuan ini, beliau menitipkan cara pandang mempertahankan budaya dengan konsep Parahyangan, Pawongan dan Palemahan. Tri Hita Karana menjadi filosofi untuk menjaga, memfiltrasi budaya luar yang dapat merusak budaya Ubud, Bali pada umumnya. Detailnya disampaikan tadi pada kami,” ujarnya. Dalam kesempatan tersebut, Cok Ace mengatakan, pihaknya berterima kasih pada Paslon Mulia-PAS yang menyempatkan diri untuk mampir ke Puri Agung Ubud di tengah kesibukannya. “Saya menyampaikan suksma karena Pak De, meminta kesempatan untuk bersembahyang di Pura Gunung Lebah, tempat mayogyanya Ida Rsi Markandya. Dimana di tengah program beliau ke Buleleng, beliau menyempatkan diri ke Puri Agung Ubud. Mudah-mudahan ini memberikan keteduhan masyarakat Bali secara keseluruhan,” ujarnya.

Baca juga:
De Gadjah Janjikan Luncurkan Seribu Startup Berbasis Pariwisata dan UMKM Pilih Mulia-PAS Pasti Linier dengan Prabowo-Gibran

Terkait dukungannya pada Paket Mulia-PAS dalam Pilgub Bali 2024, Cok Ace menjawab secara normatif. “Tadi telah saya sampaikan apa yang ada dalam pikiran kita adalah kriteria. Jika Pak De bisa memenuhi kriteria itu, maka tentu kami ada di barisan beliau. Kriteria itu adalah pemimpin yang dapat menyejahterakan masyarakat Bali,” ujarnya. Cok Ace juga menekankan pada moralitas, dimana intelektual dan popularitas itu sangat perlu. “Yang pemimpin perlukan adalah moralitas, intelektual dan popularitas. Namun yang paling utama adalah moralitas,” tandasnya.sar

 

Sumber : Fajarbali.com